Tuesday, May 21, 2013

Bunga Tercantik




20 Mei 2013 jam 20.34 WIB tadi malam menjadi Hari Kebangkitan Nasional yang cukup menguji daya bangkit saya.
Agak lebaiy sie, tapi ini beneran terjadi.. Saya dinyatakan tidak lulus dalam suatu ujian profesi, dan ini adalah tes pertama yang saya tidak lulus. Lulus UN SD, UN SMP, UN SMP, FH UGM, MH UI tapi sekarang untuk pertama kalinya saya harus mencoba tes serupa di lain waktu..

See
? Bahkan saya menolak menyebutkan langsung kata “gagal”.. Bukan karena gengsi, tapi karena saya yakin gagal itu hanya ada di akhirat ketika kita (NAUDZUBILLAH MIN DZALIK) tidak masuk surgaNya..

Karena belum lulus, artinya saya harus ikut lagi tes serupa nanti insyaaAlloh bulan Oktober’13. Selain belum lulus tes itu, ada juga 2 problem yang lain yang termasuk dalam kategori “permasalahan anak bocah” tapi wajib diselesaikan : pertemanan dan akademis.

Eniwei, semalem menangis mereneng-reneng entah untuk alasan apa, nangisnya itu saya sambi dengan nulis diary. Udah jadi kebiasaan kalo saya sedih, saya suka nulis tentang smua hikmah knapa saat itu saya ditakdirkan sedih.
Alhamdulillah saya dapet 5 hikmah knapa saya harus belum lulus tes itu di periode ini. Alhamdulillahnya lagi, tadi pagi ada teman saya yang mengirimkan pesan semangat untuk saya dan bilang untuk saya prepare dari sekarang.
“Semangat ta. Persiapkan dari sekarang.”
Itu statement simpel ya. Tapi bagi saya ngena banget. Entah karena kalimatnya yang memiliki daya magis menyadarkan saya akan 1 hal, atau karena dia yang bilang. :D
#eh

Yak! Mari kembali ke jalan yang benar.. ^^v
Jadi, dari kalimat itu saya seakan tersadar akan 1 hal yang luput dari pikiran saya semalam. Saya lupa akan 1 hal.

Saya kan berjilbab. Saya sepakat dakwah Islam. Saya diajarkan mengenai tantangan-tantangannya, ujian-ujiannya, celah-celahnya. Dan saya faham kalau di dunia profesi yang saya tuju itu masih sangat-amat-super-duper SEDIKIT jumlah perempuan berjilbabnya. Padahal di sisi lain, dunia profesi yang saya tuju itu membutuhkan suatu ‘special treatment’.

Setelah saya baca kalimat dia itu, mendadak ingatan saya berputar ke belakang pas Februari’13 tentang persiapan saya ikut tes itu. Saat itu memang saya sedang banyak paper yang harus dikerjakan. Mengerjakan paper bukan hal yang mudah bagi saya yang belum membereskan buku-buku saya yang sampai saat ini masih banyak yang tersimpan dalam kardus.
Belajar untuk tesnya pun sedapatnya saja, bukan belajar yang benar-benar sampai ke taraf memahami. Ya wajar kalau saya belum lulus untuk tes saat ini.

Dari kalimat teman saya itu, otak saya seperti digetok pake bantal, “mungkin Alloh ngasih takdir belum lulus sekarang supaya gw mau belajar lebih keras, lebih paham mendalam, karena Alloh mau ngasih gw suatu kasus besar yang kalo mempertaruhkan nama baik gw dan jilbab yang gw pake… Allohu’alam…..”

Faktanya, banyak yang lulus tapi sedikit yang sukses dan menjadi besar. Seperti buih di laut, banyak tapi ya gitu-gitu aja.. Dan Alloh mau saya untuk menjadi Matahari saat siang dan Rembulan saat malam, bukan sekedar Bintang.

Dan karena saya sudah memutuskan untuk berjilbab, tentu konsekuensinya lebih menantang karena jilbab yang saya kenakan (suka-tidak suka) akan menjadi label yang ikut terbawa sesuai dengan sikap saya. #ChallengeAccepted

Saya bukan sedang narsis, tapi ini lagi menguatkan hati dan pikiran untuk tetap positive-thinking ke Alloh.. Saya yakin Alloh sudah mempersiapkan takdir terbaik untuk saya. Hanya saja, memang perlu waktu untuk saya bersabar menunggu kejutan terindah dari Alloh.. Karena yang instan itu pasti ada efek samping negatifnya ya kan ya… J

Oya, terkait sama judul postingan saya, saya mau ngutip kalimat Kaisar China di film kartun Mulan,

“The flower that blooms in diversity is the most rare and beautiful of all. You don’t meet a girl like that every dynasty.“  
(Mulan, 1998)

No comments:

Post a Comment