Friday, December 19, 2014

Fedi. Supernova. Pernikahan Visioner.

Depok, 17 Desember 2014
-kamar-



Picture taken from here



Rabu kemarin (16/12) ba’da dzuhur kemarin saya nonton Supernova di Detos sama Nandika. Skalian breaklunch sama Nandika ke TM abis nonton. Pas makan di HokBen, kita (terutama Nandika) sharing beberapa hal. 

Sekian tentang pertemuan saya dan Nandika.

Postingan kali ini ngga akan terlalu banyak bahas film/novel Supernova-nya, Karena pasti udah banyak yang baca/nonton. Tapi lebih ke bahas Fedi Nuril dan Pernikahan, khususnya pernikahan dalam kacamata dakwah. Bagi saya pribadi, pernikahan dakwah adalah pernikahan yang visioner. 

Pernikahan visioner = pernikahan dakwah.

Mungkin ada yang punya definisi berbeda, ngga masalah, itu pilihan, silahkan.

Oya, kenapa Fedi Nuril…? Karena beberapa hari lalu saya baca berita tentang Supernova dan ada pertanyaan Fedi Nuril yang menurut saya menarik untuk ditulis. Di Supernova ini, Fedi Nuril meranin Arwin, Suami Rana (Raline Shah).  

Tentang Fedi Nuril, saya akui saya cukup mengapresiasi sosoknya. Beberapa hari lalu saya lihat background Twitter-nya adalah pembelaan terhadap Palestina dan isi twitnya yang beberapa bulan ke belakang ini bahas Islam. Juga, Fedi Nuril jadi Host di acara “Kaki Langit” di RCTI.  Bagi yang pernah baca Shirah Nabawiyah, Shirah Sahabat, acara ini menyenangkan.

Walaupun tertarik dengan Fedi Nuril, tapi akting beliau di Supernova ini menurutku bagus dan agak canggung. Menurutku lho.

Akting yang terlihat natural dan menghayati peran itu Arifin Putra. Dan smoga beliau tidak benar-benar gay.

Tentang film Supernova sendiri, Sutradara Rizal Mantovani bener-bener keren. Jelangkung. Tusuk Jelangkung. 5 cm. Supernova.

Jujur, sampe sekarang masih ngga berani nonton Jelangkung sama Tusuk Jelangkung lagi walopun itu termasuk film favorit.

Balik ke judul postingan ini. Alasan ngambil judulnya karena saya abis baca berita disini dan Fedi Nuril melontarkan satu pertanyaan :

Arwin dan istrinya Rana itu, datang dari keluarga terpandang. Dan sebagai suami, Arwin adalah lelaki baik dan bertanggung jawab. Ia menafkahi istrinya lahir batin untuk membuat Rana bahagia. Lalu,mendadak muncul sosok Ferre, pria yang membuat Rana berpaling. Nah, buat saya pribadi, hal itu terasa aneh. Kok bisa ya, saat semuanya tidak ada masalah, seorang istri selingkuh? Ternyata menjadi suami yang baik itu sulit.”

Pas baca beritanya, langsung mikir (dengan jawaban yang berdasarkan pemahaman saya tentunya), “mungkin karena pas nikah dulu beda niat. Arwin niatnya membangun keluarga bahagia seperti orangtuanya, sekaligus bukti cinta kepada Rana. Sedangkan niat Rana menikah itu karena kemauan Ibu Mertuanya. Mungkin.

Tentang niat, khususnya dalam memutuskan menikah, ini penting.

Picture taken from Instagram Teladan Rasul

Nah. Abis tadi bahas Fedi Nuril, Arwin, dan Supernova. Sekarang bahas tentang pernikahan, khususnya pernikahan dakwah.

*uuum… Walopun sebetulnya pengen bahas tentang “Ayat Ayat Cinta” (2008) juga karena sosok Arwin sama Fahri kayanya mirip dan sama-sama diperankan Fedi Nuril, tapi kayanya bakal melebar kemana-mana jadi di stop sampe Supernova aja. Insyaa Allah tentang “Ayat Ayat Cinta” dibahas di tulisan lain*

Tentang pernikahan dakwah. Bagi umat Islam, menikah bukan hanya urusan melegalkan dan menghalalkan hubungan biologis, tapi (mengutip Ustadz Anis Matta disini) pernikahan adalah peristiwa peradaban yang mengubah demografi. Lihat sejumlah Negara di Eropa yang jumlah generasi mudanya lebih sedikit dibanding kaum orangtuanya, peradaban akan runtuh dengan sendirinya tanpa perang tanpa wabah penyakit. Untuk lebih jelasnya, bisa tonton video di Youtube judulnya, “Ketakutan Barat atas Jumlah Kaum Muslimin”.

Dan terkait Pernikahan Visioner, bisa ditonton juga video kajian Ustadz Salim A Fillah di Youtube dengan judul, “Pernikahan Visioner”.

Berdasar sejumlah bacaan dan kajian, saya menyimpulkan kalau pernikahan visioner itu adalah pernikahan dakwah.

Pernikahan Visioner bagi saya adalah pernikahan yang selalu diberkahi Allah di dunia hingga ke surga-Nya kelak. Dan cara untuk mendapat berkah Allah, pertolongan Allah adalah dengan berdakwah. Berdakwah itu ngga cuma ngajak orang lain untuk mau kembali ke hukum Allaah, tapi juga untuk diri kita sendiri selalu ingat untuk selalu istiqamah berjalan diatas agama Allaah, untuk selalu istiqamah menolong agama-Nya.

Saya pernah dikasih tau tentang pendakwah ini ibarat orang adzan. Orang yang adzan kan ngasi tau orang lain untuk ke masjid, shalat jama’ah. Tapi ketika orang itu adzan, dia kan belum shalat, dia kan lagi ngga shalat.

Ketika baca/denger kata “pendakwah”, “dakwah”, “da’i” bisa jadi beberapa orang akan ngrasa berat, kayanya jauuuhh bangeett. Iya. Itulah yang saya pikir dulu. Kayanya berat banget, jauh dari saya. Itu pikiran saya pas SMA dulu. Tahun 2004-2006 akhir.

Mulai dari tengah Mei 2007 sampe hari ini, pelan-pelan saya mulai paham makna dan contoh “dakwah” itu. Berikut beberapa contoh yang bisa saya berikan terkait pengamalan dakwah di kehidupan sehari-hari :
1) Memakai busana yang menutup aurat, tidak membentuk tubuh, tidak menerawang, itu dakwah.
2) Bersikap baik, ramah, sopan kepada semua orang, itu dakwah.
3) Bersuara menolak ketika jilbab dilarang, itu dakwah.
4) Memilih pemimpin yang dekat dengan Islam dan patuh dengan ‘Ulama serta mengajak orang lain untuk memilihnya, itu dakwah.

Makna “dakwah” sendiri adalah mengajak orang lain untuk hanya menyembah kepada Allaah dan menjalankan semua aturan-Nya. Intinya, menghamba hanya kepada Allaah, bukan yang lain. Bukan menghamba pada cinta. Bukan menghamba pada syahwat. Bukan menghamba kepada hawa nafsu. Bukan menghamba pada uang, jabatan, tanah, artis, tokoh, dan lainnya.

Kembali ke pernikahan dan Supernova, ada satu dialognya yang menarik yaitu pertanyaan Arwin ke Cyber Avatar Supernova, 

“bisakah seseorang menikah tanpa dasar cinta?”

Entah gimana redaksional tepatnya, intinya Arwin mempertanyakan apakah mungkin pernikahan dibangun tanpa ada cinta sebelumnya?

Menurut saya, ngga mungkin. Pasti ada cinta sebelumnya.

Entah itu cinta ke pasangan yang dia nikahin. Atau cinta ke latar belakang sosial pasangannya. Atau cinta ke orangtuanya yang udah yakin banget sama pasangannya. Atau cinta ke Allah. Atau apapun.

Pasti ada cinta sebelum memutuskan lanjut ke pernikahan.

Seorang Ustadzah pernah bilang ke saya, “yang menyelamatkan pernikahan hingga puluhan tahun itu BUKAN CINTA, tapi IMAN.”

“Jangan menikah hanya karena cinta. Menikahlah karena Allah memberikan amanah pernikahan kepada kita, saat calonnya datang. Karena pernikahan pasti ada masalahnya, besar atau kecil, dan yang menyelamatkan pernikahan bahkan hingga puluhan tahun itu HANYA ALLAH. Bukan cinta.

“Saya menikah karena Allah dan saya mempertahankan pernikahan pun juga karena Allah.”

Kembali ke Fedi Nuril, Supernova, dan Pernikahan Visioner. Hikmah yang saya dapet banget dari film Supernova ini adalah :
1) Selalu berpegang teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah.

2) Tuntunan Rasul untuk perempuan memilih Suami adalah yang kita ridha dengan akhlaq dan agamanya. Tentang poin kedua ini bisa lebih lanjut dibaca di blog Kurniawan Gunadi yang judulnya, “Lelaki Shalih Belum Tentu Menjadi Suami Shalih” dan “Agama adalah Hakim”. Selain itu tulisan-tulisan lain di Tumblr-nya tentang pernikahan (ada di label "SPN") juga inspiratif dengan bahasa yang simpel dan mengena.

Sekian untuk postingan kali ini. Semoga bermanfaat. Dan semoga Fedi Nuril dimudahkan Allaah untuk segera bertemu dengan jodoh terbaiknya seorang muslimah shalihah, barakah pernikahan dan rumah tangganya di dunia hingga surga-Nya kelak, dimudahkan pula mendapat keturunan-keturunan yang menjadi penyejuk mata sebagaimana dalam Qur'an Surah Al Furqan ayat 74. Aamiiiiin Allaahumma aamiiiiin.

Picture taken from #HalaqahCinta