Monday, March 10, 2014

Trespass

Sebetulnya, postingan ini udah saya posting di FB saya 16 Desember 2011 lalu.. Tapi saya pikir lebih baik kalo disimpen di Blog juga.. So here we are.. ^^

Trespass

Anda ingin menikah..??

Atau anda sudah menikah..??

Baiknya anda menonton film ini secara matang dan seksama. Kenapa?
Karena dalam film ini (menurut saya), ternyata terkandung sejumlah pesan moral tentang “bagaimana menjalani pernikahan”.

Okeh.
Kita mulai dengan melihat siapa-siapa aja yang main di film ini, khususnya pemeran si Suami dan Istrinya, karena yang lain ngga tau namanya.

Nicolas Cage  : main di National Treasure sama National Treasure 2 : Book of Secrets. Dua-duanya keren. Sumprit.

Nicole Kidman : mantannya Tom Cruise. (yep! that’s all I know about her ^^v)

Tentang cerita, pembaca dianggap sudah nonton yah.. Kalo belum, ya nonton ajah, ato nyewa di rental tenda, ato ngopi dari leptop temen, ato nunggu sampe filmnya masuk tivi di program Bioskop TangTingTung juga bisa.

Picture taken from here


Pelajaran pertama : pastikan Pasangan anda mendapat uang/barang yang halal dari hasil kerja yang halal juga. Bahasa Depoknya : gausa matre!

Knapa..??
Bisa kita liat gimana Akh Nic (ternyata) ngutang sana-sini dan bangkrut, walopun keliatannya dia tinggal di rumah mewah segede-seluas-alaium-gambreng-sampe-ada-danaunya, dia make mobil mewah (ngga tau merk apa), plus dia keliatan sibuk nemuin orang-orang penting. 

Akh Nic ini cuma pengen bisa ngasih harta berlimpah ke Istri sama anak mereka satu-satunya. Tapi toh akhirnya segepok uang yang dia simpen di dalem papan di salah satu ruangan di rumahnya, kebakar juga, bahkan kayanya rumahnya tu kebakar smua. Trus juga, dia ngejual kalung asli berlian Istrinya (Bu Nicole) dan dituker sama kalung murahan supaya ada fresh money yang bisa dia tumpuk di lemari kayu buatannya. 

Akh Nic sengaja nyimpen disitu, bukan di bank, supaya kalo dia udah beneran positip bangkrut, ngga ada yang bisa ngambil uangnya. Ya kalo disimpen di bank kan gampang dibekuin, lhah kalo nyimpen di lemari kayu siapa yang bakal tau dan ngambil??

Kecuali emang ada mata-mata yang masuk dan tau? Jadi Akh Nic emang mau bawa kabur keluarganya plus uang-uang itu.


Pelajaran Kedua : PERCAYA 100% ke Pasangan. (kecuali ada hal syar’I yang dilanggar Pasangan)

Akh Nic yang seriiinggg bangetttt kerja dan jarang pulang ke rumah, bikin Bu Nicole jadi kesepian secara formil dan materiil *apa sih?* Tapi keliatannya Akh Nic tu percaya sama Bu Nicole dan menganggap mereka baik-baik aja. 

Walopun ternyata (dan lagi-lagi ternyata) Akh Nic ngeliat cetakan gambar dari CCTV deket kolam renang rumah mereka kalo Bu Nicole ada affair sama Petugas pe-el-en (ato entah apalah sebutannya disana) yang mana itu petugas pe-el-en gadungan.


Pelajaran Ketiga : CERDAS memilih Pasangan. Islam menitikberatkan soal pemilihan pasangan seperti pesanan Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadis daripada Abu Hurairah daripada Nabi SAW, Baginda bersabda: Perempuan itu dinikahi kerana empat perkara, kerana hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan kerana agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” Sebetulnya ada hadits lain tentang milih pasangan, cuma lupa haditsnya.. (__ __!!)


Pelajaran Keempat : SETIA. Gausa ‘main api’.

Bu Nicole yang kesepian, melampiaskan dengan main ‘affair’ sama tukang-listrik-gadungan yang dateng ke rumahnya, yang mana tukang-listrik-gadungan itu udah berkhianat ke kakaknya dengan sengaja ngerampok uang kakaknya (yang kakaknya dapet pinjeman dari seorang yang kaya banget). Uangnya sebesar 180.000 USD. Mau ngga mau ya harus bayar, kalo engga, kakaknya sama pacar kakaknya di bunuh.

Karena tukang listrik itu udah tau apa aja keseharian dari Bu Nicole dan dapet ide untuk mata-matain Suaminya yang kerjanya (keliatan seperti) dealer berlian, maka si tukang-listrik-gadungan itu ngusulin buat ngerampok rumah Bu Nicole.

Kalo seandainya Bu Nicole ngga main affair sama tukang-gadung-listrik itu, kayanya keluarganya bakal baik-baik aja dan ngga dirampok. Tapi kalo Bu Nicole ngga selingkuh, ngga akan ada filmnya, ngga akan dapet pesen moral tentang pernikahan. Hmm.. Dilemma.. *lebaiyy*

Pelajaran Kelima : PERHATIAN ke Pasangan.

Inti dari film ini keliatannya tu kayak, “coba kalo Bu Nicole baik-baik aja, ngga selingkuh sama petugas pe-el-en gadungan itu, pasti smua baik-baik aja..” 

Tapi faktanya, Bu Nicole had an affair cause a reason rite..? Ngga ujug-ujug juga dia selingkuh. 

Tanpa bermaksud membela, kesian juga Bu Nicole kesepian di rumah yang seluas-segede-alaium-gambreng, ngga ada tetangga yang bisa diajak ngobrol-ngobrol juga, ngga ada kerjaan selain ngurus rumah, Suami yang jarang pulang karena sibuk kerja (walopun tujuannya baik), dan anak perempuan satu-satunya yang lebih suka have fun sama temen-temennya dibanding ngobrol bareng Ibunya. Perfecto

Tanda cinta ngga slalu uang, ada hal lain yang ngga bisa diukur dengan nominal uang. Walopun katanya Anis Matta di bukunya Serial Cinta di halaman 144, “Lupakan! Lupakan semua cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan.”

Bukan. Bukan itu.

“Para pencinta sejati tidak suka berjanji. 
Tapi begitu mereka memutuskan mencintai seseorang, mereka segera membuat rencana memberi. 
Setelah itu mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana mereka. 
Setiap satu rencana memberi terealisasi, setiap itu satu bibit cinta muncul bersemi dalam hati orang yang dicintai. 
Janji menerbitkan harapan. 
Tapi pemberian melahirkan kepercayaan.

Trespass ini kisah tentang pernikahan dua orang yang saling mencintai. Gimana kalo pernikahan itu belum didasari cinta…?

Ada dua jawabannya :

1. Mengutip SMS temen SMA saya (Akhyar) tanggal 28 November 2008, "A love does not make a marriage,,it is a marriage creates love..d0nt it?"

2. Nonton film Rab Ne Bana Di Jodi, yang main Shah Rukh Khan, and you will understand.. ^^v

Mempertanyakan Guna Pendidikan

Postingan ini pertama kali ditulis 2 Januari 2010, direvisi 4 Mei 2010, dan baru di posting 10 Maret 2014 jam 14.10 WIB saat ini..
Enjoy! J



Mempertanyakan Guna Pendidikan
Sejak diumumkannya bahwa tingkat kelulusan SMA tahun ini menurun dibanding tahun 2009 lalu, perihal pendidikan di Indonesia kembali hangat diperbincangkan. Katanya, ada yang harus dibenahi, ada yang harus diluruskan. Bagi yang akan dan sedang berstatus mahasiswa, kalimat yang sering mampir adalah, "Cepat lulus ya nak.. Dapat IPK tinggi, supaya nanti gampang cari kerja dan gajinya besar.. Jangan aneh-aneh di kampus..." Kalimat tersebut adalah lanjutan dari sejak SD, SMP, dan SMA yang mana tuntutannya adalah mendapat SMP dan SMA yang bergengsi supaya mudah masuk PTN untuk kemudian mudah mencari pekerjaan dan mendapat gaji besar.

Itukah guna pendidikan?

Realita yang terjadi di masyarakat sekarang terkait pendidikan tinggi dan pengangguran adalah tingginya pengangguran dari kalangan Sarjana. Agus Wibowo dalam tulisannya "Menyiasati Pengangguran Bergelar" menuliskan bahwa guna menekan kenaikan jumlah pengangguran terdidik, tidak ada pilihan bagi perguruan tinggi (PT) dan dunia pendidikan untuk mengubah paradigma. Jika semula lebih menekankan pada aspek kecerdasan konseptual (kognitif), kini harus dibarengi penanaman jiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Pasalnya, berbagai penelitian menunjukkan keberhasilan mahasiswa bukan ditentukan kepandaian yang dipunyai, tetapi oleh faktor lainnya yang sangat penting. Singkatnya, tingkat kecerdasan hanya menyumbang sekitar 20%-30%, sementara jiwa kewirausahaan yang didukung kecerdasan sosial justru menyumbang 80% keberhasilan anak di kemudian hari.

Pendidikan saat ini dijadikan seperti investasi untuk jaminan finansial di masa depan. Mengenyam pendidikan menjadi terasa sama saja dengan menanamkan modal uang di suatu tempat dengan harapan mendapatkan keuntungan lebih banyak dari saat sebelum diinvestasikan, hanya berbeda lembaga saja. Dengan modal sekecil-kecilnya, mendapat untung tertentu (kalau bisa sebesar-besarnya). Mungkin itulah juga yang menyebabkan banyak orang mengejar beasiswa, walaupun kondisi keuangannya masih mampu untuk membayar pendidikan. Tetapi dengan mendapat beasiswa, maka uangnya bisa diinvestasikan dalam bentuk lain (atau memang sengaja hanya untuk mendapat prestis “penerima beasiswa”, uangnya tetap diberikan kepada pelajar yang membutuhkan). Pendidikan sekarang malah menghasilkan patokan kesuksesan dinilai dengan setinggi apa jabatan seseorang, seberapa banyak jumlah harta kekayaannya.

Konsep pendidikan di Indonesia sekarang pun terbukti melemahkan status manusia sebagai makhluk sosial. Pendidikan membuat seseorang tidak lagi peka dan peduli terhadap permasalahan yang dihadapi orang lain diluar dirinya. Pendidikan saat ini hanya menyibukkan manusia-manusianya untuk memikirkan bagaimana dirinya bisa aman dan tetap berada dalam zona nyaman.

Selain menjadikan egois, pendidikan di Indonesia juga hanya sekedar mencetak manusia-manusia untuk siap (diper)kerja(kan). Terbukti dengan selalu meluapnya pengunjung di acara-acara penjaringan pelamar pekerjaan, seperti career days, job fair, dan sejenisnya.

Pendidikan seharusnya menjadikan seseorang sebagai problem solver atas segala permasalahan bangsa dan negara, bukan problem speaker apalagi problem maker. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain di sekitarnya, dan hanya manusia-manusia yang bermanfaat itulah yang akan tercata dalam sejarah. Indonesia memiliki Soekarno, Bung Hatta, M. Natsir, Munir, Soe Hok Gie, Wiji Thukul, Marsinah, RA Kartini, dan nama lainnya yang dikenang karena kontribusinya bagi orang-orang disekitarnya. Tak hanya bermanfaat untuk diri dan keluarganya, tetapi juga bangsa dan negara. Lalu, pendidikan macam apakah yang mampu menghasilkan orang-orang seperti mereka?


Kita semua perlu merenungi, untuk apa sebenarnya guna pendidikan? Memperkaya manusia itu? Demi menaikkan gengsi? Atau memanusiakan manusia, mengembalikan fungsi manusia kepada hakikatnya? Setelah kita menemukan apa guna pendidikan, barulah kita dapat mencari sistem yang tepat untuk membawa kita pada tujuan pendidikan tersebut. Bukan dengan sering mengganti sistem yang satu dengan yang lain, tanpa memahami apa yang ingin dicapai dari sistem pendidikan tersebut.