Assalamu’alaikum!
Apa kabar ni blog?
Lama ngga ditengok. (“,)v
*ambil kemoceng*
BTW postingan gw kali
ini khusus untuk Unik sama Irwan yang kemarin sore nanya knapa gw seneng banget
sama Divergent sampe nonton 3X, skalian review
novel Divergent dan sedikit spoiler dari novel Allegiant.
Picture taken from here |
Karena PKS (Justice
and Welfare Party) dapet nomer 3 di Pemilu taun 2014 ini dan gw memutuskan
untuk 3X berturut-turut nonton Divergent di bioskop SENDIRIAN, maka gw putuskan
untuk memberikan 3 alasan kenapa gw suka Divergent.
*FYI film Divergent
ini diputer di bioskop menjelang Pemilu Legislatif, dan ini jadi salah satu
penyemangat buat gw*
BTW peliiisshhh Unik,
Irwan, dan smua yang (mo) baca postingan gw kali ini, gw kasih tau dari awal :
postingan ini p-a-n-j-a-n-g.
Pastikan anda membawa
minuman dan cemilan untuk menemani anda slama membaca postinganku kali ini.. \\(^0^)//
Sebetulnya kalo normal
mah bisa aje dijawab di grup, cuman karena smangat ngemeng gw bener-bener hyper, jadi mending dimari aje.
Oya, postingan ini
sangat subyektif dari kacamata gw (walopun gw ngga make kacamata). Mungkin ada
orang yang ngrasa biasa aja ato ngga sepakat.
Eniwei, smoga
bermanfaat. Here we go!
*oiya, bakal ada
spoiler, feel free to close this page*
Pertama, alesan
subyektif banget..THEO JAMES (pemeran Four) kerennya. Ngga. Ketulungan.
At least, buat gw. (>,<)v
Trus ada 1 quote keren
dari Four, "a brave man acknowledges
the strength of others."
Picture taken from here |
Ngajarin untuk
ngontrol rasa takut (yang faktanya : ngga smua orang bisa ngadepin itu dengan
tepat).
Ngajarin untuk
bertanggung-jawab sama pilihan yang udah kita ambil, apapun konsekwensinya.
Bahkan ketika kita hampir mati untuk mempertanggungjawabkan konsekwensi dari
pilihan yang udah kita ambil.
Contoh dramatis favorit
gw di filmnya (karena di novelnya ngga ada) : pas Tris usaha lari cepet untuk
naik kereta pas temen-temennya mau simulasi perang, padahal dia masih memar
babak-belur dihajar Peter pas tanding berantem.
Ngajarin juga yang
namanya setiap tujuan jangka panjang itu butuh persiapan matang (makanya di
Dauntless latiannya keras dan fisik banget, karena mereka militernya untuk 5
faksi itu, gada ceritanya militer ngga 'dihajar' karena itu untuk nglatih fisik
dan mental pas harus ngalahin musuh).
Ada 1 hal yang mirip
kayak Islam di Divergent, tentang kepemimpinan yang gabole dikasih ke mereka yang
emang pengen, niat, haus kekuasaan.
"... My father says that those who want power and get it live in terror of losing it. That's why we have to give power to those who do not want it."
Picture taken from here |
Di Divergent, yang jadi Pejabat Pemerintah tu Abnegation, bukan Erudite yang cerdas. Knapa?
Karena Abnegation itu
faksi yang slalu mendahulukan orang lain ketimbang dirinya sendiri, makanya
mereka yang dijadiin Pemimpin.
"Those who blamed aggression formed Amity."
"Those who blamed ignorance became the Erudite."
"Those who blamed duplicity created Candor."
"Those who blamed selfishness made Abnegation."
"And those who blamed cowardice were the Dauntless."
Trus, pelajaran kalo yang
namanya kejujuran itu ada tempatnya, ada masanya, gabisa slalu diumbar langsung
saat itu juga.
"I'm used to just saying whatever is on my mind. Mom used to say that politeness is deception in pretty packaging."
"... Candor's real problem is with Amity. Those who seek peace above all else, they say, will always deceive to keep the water calm."
“I can’t imagine what good can come of saying such terrible things.”
Jadi, faksi Candor tu faksi yang slalu jujur, terbuka, terus terang. Kalo Amity tu
faksi yang slalu damai, ambil posisi netral, makanya profesi mereka jadi
Petani, ngurus kebun, makanan, bajunya cerah-cerah.
Picture taken from here |
Beda sama Dauntless. Profesi Dauntless tu, "provide us with protection from threats both within and without."
Sesuai sama Manifesto
Dauntless : "We believe
in freedom from fear, in ordinary acts of bravery, in defending those who
cannot defend themselves."
Dan itu mungkin yang
ngebuat mereka selalu berhadapan sama ujian yang bener-bener nguji nyali, nguji
sampe sejauh mana batas keberanian (dan nekat?) mereka.
“I have realized that part of being Dauntless is being willing to make things more difficult for yourself in order to be self-sufficient. There’s nothing especially brave about wandering dark streets with no flashlight, but we are not supposed to need help, even from light. We are supposed to be capable of anything.”
Tapi, walopun mereka
kuat, ngga brarti itu mereka harus kasar, selalu nge-bully. Idealnya sie gitu.
“You’re not
a coward just because you don’t want to hurt people.”
Picture taken here |
“All
the people on Eric’s team are broad and strong.
Just yesterday, Four told me I was fast. We will all be faster than Eric’s
team, which will probably be good for capture the
flag—I haven’t played before, but I know it’s a
game of speed rather than brute force. I cover a smile with my hand. Eric is
more ruthless than Four, but Four is smarter.”
Milih Dauntless juga
bukan sembarangan, karena mereka bakal megang profesi sebagai penjaga keamanan
dan itu ngga main-main. Bukan cuma fisik, tapi juga kemampuan otak.
“I
suggest you take this
time to formulate a strategy. We may not be Erudite, but mental preparedness is one aspect of your Dauntless training.
Arguably, it is the most important aspect.” [Four]
He
is right about that. What good is a prepared body if you have a scattered mind?
[Tris]
Dan menurut gw, apa
bedanya manusia gitu --yang kokoh fisiknya tapi otak sama hati ngga dipake—sama
robot?
Salah satu adegan
favorit gw adalah manjat pinang bianglala. Di filmnya si Tris nanya ke Four,
“lo takut ketinggian ye?” Trus Four jawab, “everyone
is afraid of something.”
Kagak. Tris kaga
ngemeng pake bahasa Depok, di filmnye Tris lebih ke pernyataan daripada
pertanyaan. “You’re afraid of heights.”
Kalo di novelnya, “You’re
afraid of heights,” I say. “How do you survive in the Dauntless compound?”
“I
ignore my fear,” he says. “When I make decisions, I pretend it doesn’t exist.”
Picture taken from here |
Ada lagi yang sepertinya gw kurang sepakat,
masih tentang simulasi perang, yaitu fakta bahwa : “Winning capture the flag is a matter of pride, and pride is important
to the Dauntless. More important than reason or sense.”
Aduh, sebetulnya masih
ada beberapa quote di novel Divergent yang bagus, dan ini gw baru sampe halaman
188, yang pas Tris dilempar-lempar piso dapur sama Four, sebelumnya Tris bilang
ke Eric, “Any idiot can stand in front of a target,” I say. “It doesn’t prove
anything except that you’re bullying us. Which, as I recall, is a sign of cowardice.”
Dan kalo gw lanjutin, gw rasa postingan gw
bakal jadi “Kumpulan Quote Keren dari Novel Divergent”, jadi gw pilih stop dan
mari kita lanjut ke alasan terakhir gw suka Divergent.
Ketiga, ini termasuk
novel distopia. Ada tulisan bagus tentang novel distopia judulnya "WhyDystopian Novels Are Important".
Salah satu yang gw
suka dari novel distopia itu biasanya mempertanyakan hal-hal basic (tapi fondasi banget) dari
kemanusiaan, kehidupan. Kayak di DIvergent ini :
"... Will I let her fall to her death, or will I
resign myself to being factionless? What's worse: to be idle while someone
dies, or to be exiled and empty-handed?
...
Would I even be strong enough to hold on to her? Would it be worth my effort to try to help her if I know I'm too weak to do any good?
Would I even be strong enough to hold on to her? Would it be worth my effort to try to help her if I know I'm too weak to do any good?
I know what those questions are: excuses. Human reason can
excuse any evil; that is why it's so important that we don't rely on it. My
father's words."
Dan pertanyaan-pertanyaan lain kayak :
What is "freedom"?
What is "love"?
What is "human"?
What is "equity"?
Is "diversity"
enough?
Sampe mana batas
"adil" itu?
Knapa ada manusia yg
serakah, maruk?
Apa smua orang itu
sebetulnya pada dasarnya baik? Ato jangan-jangan emang Tuhan nyiptain
manusia-jahat?
Picture taken from here |
*FYI entah knapa gambar diatas tu nampol banget, nyemangatin (gw pribadi) buat mau belajar, banyak baca*
Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin buat sebagian orang, ngga penting. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu yg bikin gw jadi belajar lagi, & nyari tau jawabannya dari Islam karena gw yakin Islam punya jawaban logis untuk setiap pertanyaan manusia. Dan akhirnya bikin gw bersyukur gw milih Islam. Ngga cuma "masuk Islam", karena Ortu gw Islam. No.
Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin buat sebagian orang, ngga penting. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu yg bikin gw jadi belajar lagi, & nyari tau jawabannya dari Islam karena gw yakin Islam punya jawaban logis untuk setiap pertanyaan manusia. Dan akhirnya bikin gw bersyukur gw milih Islam. Ngga cuma "masuk Islam", karena Ortu gw Islam. No.
Percaya ngga percaya,
abis gw slese baca "Allegiant" di halaman terakhir, gw mempertanyakan
kenapa Allah nyiptain manusia?
Allah ngga butuh
ciptaan-Nya.
Allah bisa aja ngga
nyiptain apapun.
Sendiri.
Allah ngga butuh
apapun.
Allah ngga butuh
dipuja-puji semua ciptaan-Nya.
Trus apa alasan
penciptaan manusia?
Picture taken from here |
Sampe akhirnya Iqbal jelasin ke gw (please koreksi Bal kalo ada penafsiran gw yang salah) dan gw paham, "iya yah.. Yang butuh diciptain tu ciptaan-Nya. Yang butuh Allah tu ciptaan-Nya." Emang sie, ada cerita sahabat Rasul yang sedih karena udah diciptain jadi manusia dan itu artinya harus nanggung beban pertanggungjawaban di akhirat nanti.
Tapi menurut gw, kalo
gw gajadi manusia, gw ngga akan tau dan belum tentu bisa ngrasain bener-bener
sifat-sifat Allah (kayak Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang, Allah Maha
Pengampun, et cetera). Dan gw
jadi dapet jawaban knapa manusia yg dijadiin Khilafah, bukan ciptaan yg lain.
Karena manusia dikasih
akal. Kita
bebas milih.
*yg jawaban ini
membawa gw ke pertanyaan, "apa Iblis
juga dikasih akal? Sampe mereka milih nolak sujud ke Adam itu hasil pemikiran
akal mereka ato emang Iblis itu cuma diisi nafsu aja?" Pertanyaan
itu sebetulnya muncul pas SMA gw baca buku "The Madness of God", diluar beneran tu buku menggugat
pemikiran jamak yang udah mapan ato cuma fiksi, buku itu nyeritain tentang
penolakan Iblis sujud ke Adam. Iblis
jelasin kalo Tuhan cuma nguji Malaikat dan smua ciptaan-Nya yang lain, apakah
mereka "ingat" sama perintah pertama-Nya untuk slalu sujud ke Tuhan
dan bukan kepada yang lain?
Tapi alhamdulillah pas
kuliah gw nemu jawabannya di Al Qur'an, yang ngjelasin kalo perintah sujud ke
Adam itu bukan maksudnya menyembah Adam, tapi bentuk kepatuhan ke Allah atas
perintah-Nya dan tunduk atas salah 1 takdir bahwa manusia lah ciptaan-Nya yang
sempurna. Bukan yang lain.
Tapi gw tetep masih
belum dapet jawaban, apa Iblis dikasih akal ato engga.
*eh, gw udah mleber kmana-mana yah? maap. kliwat semangat.*
*eh, gw udah mleber kmana-mana yah? maap. kliwat semangat.*
Slama ini gw denger
orang cuma bilang, "shalat tu buat
kamu! Ziswaf tu buat kamu! Haji tu buat kamu!"
Jarang ada yang
jelasin knapa kita butuh itu semua.
*ato karena gw yg ngga
nanya?*
Knapa kita butuh
ibadah?
Alesan surga dan
neraka?
Takut?
Apa sih definisi
"butuh"?
Dan itu jadi nunjukkin
kalo yang butuh tetep ada di agama ini tu gw. Yang butuh ada di jama'ah
ini tu gw. Yang butuh ada di Pejuang ini
tu gw.
Gw ngrasa butuh, jadi
gw usaha supaya gw slalu disini. Di Islam.
Di ujung, karena gw
butuh, jadi gw yang musti ngasi sesuatu yang gw mampu kasih.
Gw belum jadi apa-apa,
belum bisa ngasi trilyunan, gw skrg cuman masih belajar. Jadi gw
harus smangat belajar. Kalo gw paham 'baca' hukum, gw paham gimana nyari cara
untuk ikut ngbela Islam, gw jadi bisa bantu buat Islam.
Gada gw, Islam tetep
menang. Jadi, jelas, gw yang butuh.
Statement Jeanine
Matthews juga bagus (dan dibalikin Tris lagi kalimat itu ke Jeanine pas di
akhir-akhir film Divergent), nyemangatin buat tetep berjuang, dimanapun posisi
lo.
Don’t get me wrong. There’s a certain beauty in your
ressistance.
Picture taken from here |
Logikanya : orang yang tau kalo faktanya tu posisi dia keliru (tapi tetep dipertahanin) aja tetep semangat dan megang prinsipnya (yang keliru) itu, masa’ kita yang bisa buktiin bener malah lemah-letih-loyo-lemes? *anemia Mba?*
Emang sie, ngliat
orang yang megang teguh prinsipnya tu keren banget. Tapi lebih enak kalo
prinsip yang dipegang tu prinsip yang benar.
Oiya, statement
terakhir di Allegiant yang gw maksud tu yang ini :
Since I was young, I have always known this: Life damages us,
every one. We can't escape that damage.
But now, I am also learning this: we can be mended. We mend
each other.
Sebelum nge-spoil *halah*, ada 2 gambar lucu tentang Divergent.. Enjoy it.. XP
Picture taken from here |
Picture taken from here |
SPOILER :
Tris mati.
Four idup.
No comments:
Post a Comment