20 Mei 2013 jam 20.34 WIB tadi malam menjadi Hari Kebangkitan Nasional yang cukup menguji daya bangkit saya.
Agak lebaiy sie, tapi ini beneran terjadi.. Saya dinyatakan tidak lulus dalam suatu ujian profesi, dan ini adalah tes pertama yang saya tidak lulus. Lulus UN SD, UN SMP, UN SMP, FH UGM, MH UI tapi sekarang untuk pertama kalinya saya harus mencoba tes serupa di lain waktu..
Karena
belum lulus, artinya saya harus ikut lagi tes serupa nanti insyaaAlloh bulan
Oktober’13. Selain belum lulus tes itu, ada juga 2 problem yang lain yang
termasuk dalam kategori “permasalahan anak bocah” tapi wajib diselesaikan :
pertemanan dan akademis.
Eniwei,
semalem menangis mereneng-reneng entah untuk alasan apa, nangisnya itu saya sambi
dengan nulis diary. Udah jadi kebiasaan kalo saya sedih, saya suka nulis
tentang smua hikmah knapa saat itu saya ditakdirkan sedih.
Alhamdulillah
saya dapet 5 hikmah knapa saya harus belum lulus tes itu di periode ini.
Alhamdulillahnya lagi, tadi pagi ada teman saya yang mengirimkan pesan semangat
untuk saya dan bilang untuk saya prepare dari sekarang.
“Semangat ta. Persiapkan dari sekarang.”
Itu
statement simpel ya. Tapi bagi saya ngena banget. Entah karena kalimatnya yang
memiliki daya magis menyadarkan saya akan 1 hal, atau karena dia yang bilang. :D
#eh
Yak!
Mari kembali ke jalan yang benar.. ^^v
Jadi,
dari kalimat itu saya seakan tersadar akan 1 hal yang luput dari pikiran saya
semalam. Saya lupa akan 1 hal.
Saya
kan berjilbab. Saya sepakat dakwah Islam. Saya diajarkan mengenai
tantangan-tantangannya, ujian-ujiannya, celah-celahnya. Dan saya faham kalau di
dunia profesi yang saya tuju itu masih sangat-amat-super-duper SEDIKIT jumlah
perempuan berjilbabnya. Padahal di sisi lain, dunia profesi yang saya tuju itu
membutuhkan suatu ‘special treatment’.
Setelah
saya baca kalimat dia itu, mendadak ingatan saya berputar ke belakang pas
Februari’13 tentang persiapan saya ikut tes itu. Saat itu memang saya sedang
banyak paper yang harus dikerjakan. Mengerjakan paper bukan hal yang mudah bagi
saya yang belum membereskan buku-buku saya yang sampai saat ini masih banyak
yang tersimpan dalam kardus.
Belajar
untuk tesnya pun sedapatnya saja, bukan belajar yang benar-benar sampai ke
taraf memahami. Ya wajar kalau saya belum lulus untuk tes saat ini.
Dari
kalimat teman saya itu, otak saya seperti digetok pake bantal, “mungkin Alloh
ngasih takdir belum lulus sekarang supaya gw mau belajar lebih keras, lebih
paham mendalam, karena Alloh mau ngasih gw suatu kasus besar yang kalo
mempertaruhkan nama baik gw dan jilbab yang gw pake… Allohu’alam…..”
Faktanya,
banyak yang lulus tapi sedikit yang sukses dan menjadi besar. Seperti buih di
laut, banyak tapi ya gitu-gitu aja.. Dan Alloh mau saya untuk menjadi Matahari
saat siang dan Rembulan saat malam, bukan sekedar Bintang.
Dan
karena saya sudah memutuskan untuk berjilbab, tentu konsekuensinya lebih menantang
karena jilbab yang saya kenakan (suka-tidak suka) akan menjadi label yang ikut
terbawa sesuai dengan sikap saya. #ChallengeAccepted
Saya
bukan sedang narsis, tapi ini lagi menguatkan hati dan pikiran untuk tetap
positive-thinking ke Alloh.. Saya yakin Alloh sudah mempersiapkan takdir
terbaik untuk saya. Hanya saja, memang perlu waktu untuk saya bersabar menunggu
kejutan terindah dari Alloh.. Karena yang instan itu pasti ada efek samping
negatifnya ya kan ya… J
Oya,
terkait sama judul postingan saya, saya mau ngutip kalimat Kaisar China di film
kartun Mulan,
“The flower that blooms in diversity is the most rare and
beautiful of all. You don’t meet a girl like that every dynasty.“
(Mulan, 1998)
No comments:
Post a Comment